Wednesday, October 12, 2011

Perjalanan Hidup Seorang Anak Menjadi Seorang Pria

Dimulai pada saat tangisan pertama ku ke dunia ini Bandung, 13 July 1992 di Rumah Sakit Cibabat adalah mengawali aku bernafas dan menghirup udara kemenangan berjuang untuk hidup ke dunia ini, begitu pun juga Ibu ku yang berusaha melahirkan ku, serta Ayahku yang selalu menjaga di setiap detak jantungku. Aku adalah anak kedua yang di lahirkan setelah kakak ku, dan kami hanya dua bersaudara. Dan kedua orang tuaku memberi ku sebuah nama yang sangat berarti bagiku yaitu “Agung Rizky”
Dan disinilah hidup ku akan di mulai. Satu tahun berlalu setelah aku di lahirkan di dunia ini, tak terasa ternyata ini adalah hari ulang tahunku yang pertama seluruh keluarga besar merayakan ulang tahunku yang pertama bergembira bersama dan pula di ikuti dengan pertamanya aku bisa menginjakan kedua kaki ku di atas bumi ini. Melihatku sudah dapat berjalan sendiri dengan usaha kerja keras ku sendiri Ayah dan Ibu merasa bahagia bahwa anak nya yang pertama sudah dapat menginjakan kaki nya ke dunia ini.
Tiba juga saatnya dimana aku harus masuk Taman Kanak-Kanak pada usia ku yang menginjak 5 tahun, aku di masukan ke salah satu taman Taman Kanak-Kanak di daerah komplek yang tak jauh dari rumah ku yaitu TK PGRI 2 Bandung, dan disinilah aku mulai mengerti arti kebersamaan dan pertemanan. Seiring berjalanan nya waktu aku mendapatkan banyak sekali pelajaran yang bisa di ambil di dalam Taman Kanak-Kanak dan begitu juga teman – teman.
Berakhirnya pada saat TK aku melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi yaitu Sekolah Dasar Negeri 9 Bandung yang berdekatan dengan rumahku karena agar orang tua ku dapat memantau aku di sekolah. Saat menginjak kelas 1, 2, 3, 4 aku selalu masuk ranking 5 besar, dan saat kutunjukan kepada kedua orang tuaku betapa bahagia nya mereka, aku melihat senyum dari mereka sangat menyejukan hatiku. Pada saat di Sekolah Dasar aku mendapatkan apapun yang aku inginkan mulai dari mainan yang aku ingin dan liburan bersama mereka asalkan nilai ku bagus, dan itu semua sudah cukup sangat bahagia bagiku.
Tiba juga saat dimana aku akan meninggalkan Sekolah Dasar yang sudah mendidik ku selama 6 tahun, dan aku harus berpisah pula dengan sahabat – sahabat terbaiku saat itu, aku sangat bersedih saat acara perpisahan dengan seluruh keluarga besar Sekolah Dasar tersebut mulai dari guru pembimbing ku dan seluruh sahabat – sahabat ku karena kami semua berpisah dan menentukan tempat pendidikan selanjutnya yang akan menuntun kami semua. Begitu banyak kenangan yang telah aku lalui.
Test dimulai untuk masuk Sekolah Menengah Pertama, dan alhamdulilah aku masuk Sekolah Negeri di Bandung pilihanku sendiri yaitu SMP Negeri 6 Bandung. Dan mulailah disini aku harus beradaptasi kembali dengan suasana baru yang membuatku agak aneh. Saat menginjakan kelas 2 SMP nilai ku menurun drastis dan di awali dengan kenakalan ku pada saat itu adalah memiliki pacar dan juga berkelahi adalah sudah menjadi kebiasaan bagiku, dan akhirnya orang tua ku mendapatkan surat panggilan pertamaku karena kenakalan yang kubuat. Walaupun hobi ku berkelahi pada saat itu tetapi aku tak pernah bermasalah dengan absensi. Mungkin sudah tak terhitung aku berkelahi di sekolah pada saat itu, dan orang tua ku mungkin sudah mulai kesal dan setiap harinya aku selalu di marahi setiap pulang dari sekolah karena bajuku robek dan kotor akibat pekelahian di sekolah ku itu.
Ok kita flashback dulu, sebelumnya saat aku SMP aku sudah di tinggalkan oleh Ayahku tercinta pada saat aku menginjakan kaki di kelas 1 SMP, beliau mengidap penyakit kanker paru – paru, walaupun aku sangat berat kehilangan beliau tetapi aku tidak boleh larut dalam kesedihan ku ini, karena Tuhan sudah menentukan hidup mati seseorang. Aku tidak terlalu dekat dengan kakak ku karena kakak ku bersekolah SMA di Bogor dikarenakan saat dia sekolah di Bandung tidak ada sikap keseriusan yang dia dapat terlalu banyak kasus perkelahian akibat lingkungan sekolah nya jadi pada saat kakak ku kelas 2 SMA dia di pindahkan ke Bogor dan tinggal bersama Paman kami disana yang terbilang sikap Paman kami cukup keras untuk mendidik nya, dan hasil dari itu kakak ku lulus dari SMA nya dan melanjutkan langsung membuka usaha sendiri yaitu membuka sebuah Cafe disekitar jalan Gatot Subroto. Dia sempat pernah melamar pekerjaan beberapa kali tetapi semuanya tidak membuahkan hasil, padahal dia cukup rajin, pintar dan cekatan mungkin juga akibat faktor tato di tubuh nya yang sulit dia mendapat pekerjaan oleh karena itu mungkin kakak ku membuka usaha sendiri bersama teman – temannya, dan alhamdulilah Cafe kakak ku maju pesat di semua kalangan khusus nya para Remaja yang biasa nongkrong di Cafe kakak ku itu.
Seperti kebanyakan orang bilang pada saat ini juga aku meninjakan kaki ku di masa yang tak akan pernah terlupakan, yah tepat sekali itulah masa – masa SMA. Disini aku masuk dan di terima di sekolah favorite ku yang sudah ku incar saat SMP dulu yaitu SMA Negeri 3 Bandung. Pada saat SMA aku sudah mulai mengerti bagaimana caranya berbaur dan beradaptasi jadi tak sulit bagiku untuk mengenal suasana baru, dan juga teman – teman lamaku yang dari SMP kebanyakan masuk ke SMA yang sama dengan ku.
Pertamaku masuk sekolah aku banyak sekali menemukan teman – teman baru dari berbagai macam asal sekolah nya, dan disinilah masalah mulai menghampiriku. Pada saat hari pertamaku bersekolah di SMA yah aku pikir aku sudah bosan berkelahi aku ingin mempunyai banyak teman saja masa SMA ini pikirku, tetapi sahabat terbaiku mempunyai masalah dengan teman sekelas ku dan disinilah aku mulai di hadapkan dengan dua konflik yang tak akan bisa aku pilih salah satunya. Dan pada akhirnya aku mencoba untuk mengobrol dengan mereka berdua mencoba menyelesaikan masalah tetapi masalah malah berbuntut menjadi panjang dan melibatkan sekolah lain dan disitu lah perkelahian terbesar yang aku alami pada saat pertama masuk SMA yaitu hari ke 3 aku mengenakan seragam putih abu.
Dan berlanjut lah masalah selalu berdatangan kepada ku, dan orang tua ku pun selalu memarahi dan menasihatiku setiap hari tetapi aku tidak mendengarkan beliau. Di SMA yang aku duduki itu tidak pernah yang namanya tawuran dengan sekolah lain, karena di SMA ku itu terbagi berdasarkan 3 kubu yang berbeda jadi bila terjadi perkelahian paling dengan satu sekolah itu sendiri antara kubu A dan B.
Banyak sekali kenangan pada saat itu, ternyata benar seperti yang orang – orang katakan masa SMA adalah masa yang tidak akan pernah terlupakan, banyak sekali pelajaran yang bisa aku ambil pada saat SMA mulai dari arti solidaritas, persahabatan, tertawa, menangis, cinta, dan masih banyak lagi, tetapi yang paling berharga itu menurutku semua itu akan mencakup satu tujuan yaitu masa depan. Tiba saat nya lagi kami akan berpisah di sini lagi, suka duka telah kami lewati bersama dan disinilah kita akan menentukan jalan terbaik untuk masing – masing dan aku yakin suatu saat nanti saat kita bertemu kembali dengan seluruh sahabatku, aku akan melihat mereka mengenakan Jas berdasi yang dengan telah sukses dengan hidup mereka.
Saat lulus dari SMA semua berpisah ada yang melanjutkan kerja dan kuliah, tapi aku disini melanjutkan kuliahku karena aku tidak ingin berakhir dengan ilmu yang masih sedikit karena bahwa ilmu di dunia ini tidak akan pernah habis. Dan aku selalu ingat perkataan Ibu ku dan kakak ku saat itu,
“Aku ingin melihat anak Ibu sukses yang bisa merubah dunia”
Itulah yang Ibu katakan padaku.
“Jangan seperti kakak, kamu harus melangkah kedepan untuk orang yang kamu sayangi” Dan begitu juga yang kakak ku katakan.
Pertamaku kuliah dan disinilah aku di tuntut untuk meninggalkan rumah ku tercinta dan Bandung yang sudah menjadi kenangan selama belasan tahun. Orang tua ku inginkan anak nya sukses di hadapannya jadi beliau memilih untuk memutuskan ku kuliah di luar kota Bandung, karena kalau aku kuliah di Bandung pasti tidak akan benar, kebanyakan main. Aku kost sendiri disini tidak ada satu pun sanak saudara yang berada di daerah Depok ini. Tetapi disini aku memiliki banyak sahabat yang mengerti ku, seluruh teman kelas yang selalu mensupport diriku saat aku terpuruk terjatuh dalam segalanya. Mereka lah sahabat yang dapat aku banggakan, karena tanpa mereka sahabat aku tak akan bisa sukses untuk kedepannya.
Dan disinilah aku akan berusaha keras mencapai cita – cita ku mengejar harapan yang terbentang luas di hadapanku, aku sudah bosan dengan hidup ku sebelumnya yang hanya mengahabiskan waktu dan uang, aku di usiaku yang sudah dewasa akhirnya mengerti arti dari keringat, kerja keras dan keikhlasan. Aku harus berjuang untuk itu dan aku ingin menunjukan pada dunia bahwa aku dapat merubah dunia. Terima kasih Ibu dan Ayah kau telah mendidiku sebaik mungkin, bekerja keras demi ku tak kenal waktu lelah walopun tubuh kalian korbankan demi anak – anak mu. Terima Kasih dari lubuk hatiku paling dalam Ayah dan Ibu, engkau selalu menjadi inspirasi ku.

No comments:

Post a Comment